topbella
Showing posts with label Sirah. Show all posts
Showing posts with label Sirah. Show all posts

Wednesday, 23 January 2013

Umar Tidak Percaya Rasulullah Wafat


Wafatnya Rasulullah SAW sangat mengejutkan kaum Muslimin yang sedang berada di dalam masjid. Sebab, pagi harinya mereka melihat Nabi SAW menunjukkan tanda-tanda kesembuhan.

Setelah mengetahui hal itu, Umar segera ke tempat disemayamkannya jenazah Rasulullah. Ia tidak percaya bahawa Rasulullah sudah wafat. Ketika dia datang, dibukanya tutup wajah beliau. Ternyata beliau sudah tidak bergerak lagi.

Umar menduga bahawa Nabi sedang pengsan, tentu akan siuman lagi. Mughirah meyakinkan Umar atas kenyataan yang pahit ini, namun Umar tetap berkeyakinan bahawa Rasulullah tidak wafat. Oleh kerana itu Mughirah degil dan berkata kepada Umar, "Engkau dusta!"

Kemudian Umar keluar ke masjid sambil berteriak, "Ada orang dari kaum munafik yang mengira bahawa Rasulullah SAW telah meninggal dunia. Tetapi demi Allah, sebenarnya dia tidak meninggal, melainkan ia pergi kepada Tuhan, seperti Musa bin Imran. Ia telah menghilang dari tengah-tengah masyarakatnya selama 40 hari, kemudian kembali lagi ke tengah mereka setelah dikatakan dia sudah mati. Sungguh, Rasulullah pasti akan kembali seperti Musa juga. Orang yang menduga bahawa dia telah meninggal, tangan dan kakinya harus dipotong! "

Teriakan Umar yang kencang dan berulang-ulang ini didengar oleh kaum Muslimin di masjid. Mereka pun kebingungan. Mereka kemudian mengerumuni Umar, mempercayai pendapatnya, bahawa Rasulullah tidak meninggal.

Tiba-tiba Abu Bakar Ash-Shiddiq datang. Ketika dilihatnya kaum Muslimin dalam keadaan demikian, dan Umar sedang berpidato, ia tidak berhenti lama-lama di tempat itu melainkan terus ke rumah Aisyah tanpa menoleh lagi.

Ketika masuk ke rumah anak perempuannya, dilihatnya Nabi di salah satu bahagian dalam rumah itu sudah diselubungi burd hibara (kain buatan Yaman). Abu Bakar menyingkap selubung itu dari wajah Nabi dan menciumnya sambil berkata, "Alangkah indahnya di waktu engkau hidup, alangkah indahnya pula di waktu engkau mati. Demi ibu-bapaku, maut yang sudah ditentukan Allah kepadamu sekarang sudah sampai kau rasakan. Sesudah itu takkan ada lagi maut menimpa kamu. "

Sesudah itu, Abu Bakar keluar. Ternyata Umar masih bercakap dan meyakinkan orang-orang bahawa Muhammad SAW tidak meninggal. Orang banyak memberikan jalan kepada Abu Bakar. "Sabar, sabarlah Umar!" kata Abu Bakar, setelah ia berada di dekat Umar. "Dengar!"

Tetapi Umar tidak mau diam dan juga tidak mahu mendengar. Ia terus saja bicara. Abu Bakar menghampiri orang-orang itu seraya memberi isyarat, bahawa dia akan bercakap dengan mereka. Setelah mengucapkan puji syukur kepada Allah Abu Bakar berkata, "Saudara-saudara, sesiapa mahu menyembah Muhammad, maka Muhammad sudah meninggal. Tetapi barangsiapa mahu menyembah Allah, maka Allah selalu hidup dan tak pernah mati."

Kemudian Abu Bakar membacakan firman Allah, "Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. " (QS. Ali Imran: 144).

Setelah didengarnya Abu Bakar membacakan ayat itu, Umar jatuh tersungkur ke tanah. Kedua kakinya sudah tak dapat menahan lagi, setelah ia yakin bahawa Rasulullah memang sudah meninggal dunia. Adapun orang banyak-yang sebelumnya sudah terpengaruh oleh pendapat Umar-begitu mendengar bunyi ayat yang dibacakan Abu Bakar, langsung sedar. Seolah-oleh mereka tidak pernah mengetahui bahawa ayat ini pernah turun. Dengan demikian segala perasaan yang masih ragu-ragu bahawa Rasulullah SAW sudah berpulang ke rahmat Allah, boleh dihilangkan.

Sumber Sejarah Hidup Muhammad oleh Muhammad Husain Haekal





Taken From : Source


11 Rabiulawal 1434H
MUIP Hostel
Pekan Pahang


Wednesday, 26 December 2012

Mensyukuri Nikmat Allah


Ibn Abbas r.a meriwayatkan : " Setelah Nabi Ibrahim a.s. hidup berjauhan dengan anaknya yang tercinta; Nabi Ismail a.s. yang membesar di Makkah dan sudah berkahwin dengan seorang gadis daripada kabilah Jurhum, baginda telah datang dari Palestin untuk menziarahi anak dan menantunya.

Sesampainya di sana, tanpa memperkenalkan dirinya baginda bertanya : 'Dimana suamimu?'

Isteri Nabi Ismail menjawab: 'Suamiku telah keluar bekerja.'

Nabi Ibrahim bertanya lagi tentang keadaan hidup mereka, lalu si isteri mengadu kepada lelaki tua yang tidak dikenali itu bahawa mereka hidup dengan penuh kesusahan dan kesempitan.

Nabi Ibrahim memohon izin untuk beredar dan berkata: 'Sampaikan salamku kepada Ismail dan beritahu dia supaya menukar bendul rumah ini.'

Apabila Nabi Ismail pulang, isterinya menceritakan kedatangan lelaki tua tersebut serta pesanannya yang ganjil agar baginda menukar bendul rumahnya.

Baginda terus berkata : 'Itu ayahku dan pesanannya bermaksud agar aku menceraikan kamu. Oleh itu, aku ceraikan kamu. Pulanglah kepada keluargamu.'

Setelah berapa lama, Nabi Ibrahim datang lagi menziarahi anaknya Nabi Ismail, yang kebetulan tiada di rumah kerana keluar mencari rezeki. Apabila ditanya kepada isteri kedua Nabi Ismail tentang kehidupan mereka, beliau menjawab dengan sentiasa memuji Allah dan mensyukuri keadaan hidup mereka yang sederhana.

Setelah mendengar jawapan tersebut, baginda beredar dan meninggalkan pesanan kepada menantunya agar suaminya (Nabi Ismail) mengekalkan bendul rumahnya.

Apabila Nabi Ismail pulang, isterinya bercerita berkenaan lelaki tua serta pesanannya yang ganjil itu. Nabi Ismail berkata : 'Itu ayahku, dan engkaulah yang dimaksudkan dengan bendul rumah. Pesanannya bermaksud agar aku mengekalkan engkau sebagai isteriku.' "

(Riwayat al Bukhari, no.3363)




Taken from : Majalah Solusi 

13 Safar 1434H
MUIP's Hostel,
Pekan Pahang.




Friday, 16 November 2012

Kasih Padamu - Hafiz Hamidun




Rasulullah dalam sirahMu
Ku temu tulusnya cinta
Demi umatMu berkorban jiwa
Sehingga hujung nyawa


Kau di utus atas nama Kebenaran
Dengan fasih lidah beri penjelasan
Sabar dalam apa jua keadaan
Tak goyah dengan ranjau tekanan

Walau diri bisa menakluki tahta
Tetap rendah hati penuh sederhana
Segalanya demi LillahiTaala
Azimat yang berharga


Rasulullah dengan hikmahMu
Terpancar syiar agama
Mengubah gelap Menjadi terang
Menghapus jahiliyah


Rasulullah Engkau tinggalkan
Semangat juang tertinggi
Membina satu aqidah
Membangun Iman dan dilapangan Mujahadah

Dari hadith dan AlQuran
Menjadi sumber cahaya pedoman
Hanya itu yang Kau wariskan
Akan selamat di dunia akhirat


Rasulullah Terlalu Rindu
Padamu Junjungan Jiwa
Didalam senda yang utama
Menyambungkan kasih denganMu


Rasulullah dalam sirahMu
Ku temu tulusnya cinta
Demi umatMu berkorban jiwa
Sehingga hujung nyawa


Rasulullah dengan hikmahMu
Terpancar syiar agama
Mengubah gelap Menjadi terang
Menghapus jahiliyah

Ya Rasulullah Ya HabibAllah
Pabila terkenangMu mengalir air mataku…..






02 Muharram 1434H
MUIP's Hostel,
Pekan Pahang.


Monday, 6 February 2012

Datang Untuk Membunuh


Diceritakan bahawa suatu saat, Rasulullah SAW terlelap sendirian di bawah pohon. Da’sur, seorang penunggang kuda yang sangat memusuhi Rasulullah SAW datang menghampirinya. Terganggu oleh suara berisik, Rasulullah membuka kedua matanya dan melihat sebilah pedang mengkilap terhayun-hayun tepat di atas kepala baginda.

“Siapa yang akan melindungimu sekarang?” bentak Da’sur kasar dan mengejek.
“Allah,” jawab Rasulullah SAW tenang dan penuh percaya diri.

Da’sur tersentak oleh jawaban yang sangat tenang itu. Tubuhnya bergetar hingga membuat pedangnya lepas dari tangan. Rasulullah SAW bangkit, lalu memungut pedang itu seraya bertanya, “Siapa yang akan melindungimu sekarang?”
“Tidak ada,” jawab ksatria musyrik itu.

“Ada,” kata Rasulullah SAW, “Allah juga yang akan melindungimu. Ambil kembali pedangmu, dan pergi dari sini!”

Sang ksatria yang keheranan itu beranjak pergi, namun tidak lama kemudian ia melangkah kembali ke arah Rasulullah SAW dan menyatakan masuk Islam.

Wallahua'lam bishawab ~



Taken From : Somewhere

13 Rabiulawwal 1433H
Kg. Air Hitam,
Kuantan Pahang.


Sunday, 5 February 2012

Rasulullah saw Dan Wanita Tua


Tersebutlah seorang wanita tua yang sedang melintasi gurun pasir dengan membawa beban yang berat. Walaupun tampak sangat kepayahan, namun ia tetap berusaha membawa barang bawaannya dengan sekuat tenaga. Tak lama kemudian, seorang laki-laki muda datang dan menawarkan diri untuk mengangkat bawaannya. Wanitu malang itu menerima tawaran tersebut dengan senang hati. Laki-laki itu pun mengangkat bawaannya kemudian mereka berjalan beriringan.
“Senang sekali kamu mau membantu dan menemani, saya sangat menghargainya”, kata wanita itu. Ternyata ia adalah seorang wanita yang senang berbicara. Laki-laki itu pun dengan sabar mendengarkan sambil tersenyum tanpa pernah menginterupsinya. Suatu saat dia berkata pada laki-laki tersebut, “Anak muda, selama kita berjalan bersama, saya hanya punya satu permintaan. Jangan berbicara apapun tentang Muhammad! Gara-gara dia, tidak ada lagi rasa damai dan saya sangat terganggu dengan pemikirannya. Jadi sekali lagi, jangan berbicara apapun tentang Muhammad!”.
Dia lalu melanjutkan lagi, “Orang itu benar-benar membuat saya kesal. Saya selalu mendengar nama dan reputasinya kemanapun saya pergi. Dia dikenal berasal dari keluarga dan  suku yang terpercaya, tapi tiba-tiba dia memecah belah orang-orang dengan mengatakan bahwa tuhan itu satu.”
“Dia menjerumuskan orang yang lemah, orang miskin, dan budak-budak. Orang-orang itu berpikir mereka akan dapat menemukan kekayaan dan kebebasan dengan mengikuti jalannya,” wanita itu melanjutkan dengan kesal. “Dia merusak anak-anak muda dengan memutarbalikkan kebenaran. Dia meyakinkan mereka bahwa mereka kuat dan bahwa ada suatu tujuan yang bisa diraih. Jadi anak muda, jangan sekali-kali kamu berbicara tentang Muhammad!”
Tak lama kemudian, mereka sampai ke tempat tujuan. Laki-laki itu menurunkan barang bawaannya. Wanita tua itu menatapnya sambil tersenyum penuh terima kasih. “Terima kasih banyak, anak muda. Kamu sangat baik. Kemurahan hati dan senyuman kamu itu sangat jarang saya temukan. Biarkan saya memberi kamu satu nasihat. Jauhi Muhammad! Jangan pernah memikirkan kata-katanya atau mengikuti jalannya. Kalau kamu lakukan itu, kamu tidak akan pernah mendapatkan ketenangan. Yang ada hanya masalah.”
Pada saat laki-laki itu berbalik menjauh, wanita itu menghentikannya, “Maaf, sebelum kita berpisah, boleh saya tahu namamu, anak muda?” Lalu laki-laki itu memberitahukannya dan wanita itu terkejut setengah mati.
“Maaf, apa yang kamu bilang? Kata-katamu tidak terdengar jelas. Telinga saya semakin tua, terkadang saya tidak bisa mendengar dengan baik. Kelihatannya lucu, saya pikir tadi saya mendengar kamu mengucapkan Muhammad.”
Saya Muhammad,” laki-laki itu mengulang kata-katanya lagi pada wanita tua itu.
Wanita itu terpaku memandangi Rasulullah SAW. Tak berapa lama meluncur kata-kata dari mulutnya, “Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya.
Demikianlah Rasulullah SAW. Hanya dengan dua kata dari mulutnya yang mulia, serta dibekali dengan kerendahan hati, kesabaran, dan kewibawaan yang luar biasa, beliau sanggup mengubah hati seorang wanita tua yang sebelumnya sangat membencinya menjadi mencintainya hanya dalam waktu singkat.
Betapa agungnya pribadi beliau.

Wallahua'lam bishawab

 
Taken From : Somewhere

 
12 Rabiulawwal 1433H
Kg. Air Hitam,
Kuantan Pahang.

Saturday, 4 February 2012

Cinta Kepada Rasulullah saw


Ketika Rasulullah saw tengah berjalan di pasar, baginda mendengar seorang hamba yang hendak dijual oleh tuannya berteriak-teriak. Katanya, “Siapa yang mahu membeliku, diharap jangan melarangku solat di belakang Rasulullah saw!!”  

Akhirnya hamba itu dibeli oleh seorang muslim penduduk kota Madinah, dan orang itu benar-benar menepati permohonan hambanya. Setiap kali Rasulullah bersolat maka hamba itu pasti berada di belakang baginda.

Pada suatu hari maka Rasulullah tidak melihat hamba itu lagi. Maka baginda bertanya kepada para sahabatnya, “ Ke mana anak muda itu? Mengapa dia tidak hadir di belakangku ketika aku solat?”

Para sahabat menjawab, “ Dia tengah berbaring sakit, ya Rasulullah.”

Mendengar berita itu, Rasulullah saw segera pergi ke rumah hamba tersebut untuk menjenguknya. Setibanya di pintu rumahnya, beliau mengetuk pintu, dan dari dalam beliau mendengar hamba itu bertanya, “ Siapakah di luar?”  Rasulullah segera menjawab, “Aku, Muhammad Rasulullah..!!”

Subhanallah, di saat kedatangan Rasulullah itu hamba itu meninggal dunia. Dia benar-benar wafat dalam husnul khatimah. Dia meninggal dunia di hadapan Rasulullah saw sehingga Rasulullah sempat mentalkinkan, memandikannya, menghafal dan menyolatinya.

Wallahua'lam~

Taken From : Somewhere

11 Rabiulawwal 1433
Kg. Air Hitam,
Kuantan Pahang.


Rasulullah saw Dan Pengemis Buta


Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.

Namun, setiap pagi Rasulullah Muhammad SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai Baginda wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari, sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain adalah isteri Rasulullah SAW. Beliau bertanya kepada anaknya itu, Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?

Aisyah RA menjawab, Wahai Ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum Ayah lakukan kecuali satu saja.
Apakah Itu?, tanya Abubakar RA. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke hujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana, kata Aisyah RA.

Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, Siapa kamu?!
Abubakar RA menjawab, Aku orang yang biasa (mendatangi engkau).
Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku, bantah si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku, pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.

Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, tapi ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.

Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Wallahua’lam~

Taken From : Somewhere




11 Rabiulawwal 1433H
MUIP's Hostel,
PeQan Pahang.

Hello there !

I'm Dieyaa. Welcome to my blog!