topbella

Friday 3 June 2011

Allah Maha Pengampun Lagi Menerima Taubat


Pada suatu hari Umar bin Khattab masuk ke rumah Rasulullah dalam keadaan menangis, padahal beliau terkenal sebagai seorang yang keras dan kuat hati. Nabi bertanya, “Kenapakah engkau menangis?”

Jawab Umar bin Khattab: “Di depan pintu Rasulullah ini ada seorang pemuda yang menangis tersedu-sedu. Aku terharu melihatnya, hingga aku sendiri turut pula menangis.”

Rasulullah berkata: “Perintahkan dia masuk!”

Anak muda itu pun masuklah ke dalam rumah Rasulullah SAW dalam keadaan masih mencucurkan air mata.

Rasulullah SAW bertanya: “Apakah sebabnya engkau menangis, wahai anak muda?”

Jawab anak muda: “Aku menangis mengenangkan dosaku yang amat banyak. Oleh sebab banyaknya rasa bahuku tiada kuasa lagi memikulnya.”

Terjadilah tanya jawab antara Rasulullah dengan pemuda itu sebagai berikut:

Tanya Rasulullah: “Apakah engkau menyekutukan Tuhan, syirik?”
“Tidak!” jawab pemuda.
“Kalau demikian, Tuhan akan mengampuni dosamu itu, walaupun dosa itu seberat langit, bumi dan gunung.” sahut Rasulullah.
“Dosaku lebih berat daripada itu,” kata pemuda tersebut.
“Apakah dosamu itu lebih berat dari seluruh tahta?” tanya Rasulullah
“Memang lebih berat dari itu ya Rasulullah.” jawab pemuda itu.

Rasulullah bertanya lagi: “Apa, lebih berat daripada ‘Arsy?”
Jawab pemuda itu: “Lebih berat lagi!”
“Apakah dosamu itu lebih berat dari Tuhanmu  sendiri, yang mempunyai sifat pengampun dan penerima taubat?” sahut Rasulullah.
Jawab pemuda itu: “Tidak, ya Rasulullah, ampunan Tuhan lebih berat daripada dosaku. Tidak ada sesuatu yang lebih berat daripada ampunan Tuhan.”
Tanya Rasulullah: “Terangkanlah apa dosa yang telah engkau lakukan itu, dan jangan engkau segan dan merasa malu-malu.”

Akhirnya anak muda itu menerangkan: “Saya bekerja sebagai penjaga kuburan, sudah tujuh tahun lamanya. Pada suatu hari meninggal seorang, (hamba perempuan milik seorang golongan Ansar), dan dikuburkan di pemakaman yang saya jaga itu. Saya digoda oleh Iblis, sehingga di waktu malam kubongkar kuburan itu kembali. Saya curi kain kafan yang membalut mayat wanita itu. Kemudian saya meninggalkan tempat itu.
Pada suatu ketika yang lain, saya berjalan kembali dekat perkuburan itu. Tiba-tiba wanita yang sudah mati itu bangkit dari kuburnya dan berkata kepada saya dengan suaranya yang lantang:

“Celakalah engkau hai anak muda! Tidakkah engkau malu melakukan satu perbuatan kejam terhadap seorang wanita yang tidak berdaya lagi? Sampai hatikah engkau membiarkan aku menghadap Tuhan dalam keadaan tidak berpakaian?”

Mendengar keterangan itu, maka Rasulullah SAW sangat marah seraya berkata: “Engkau memang seorang yang fasiq dan akan masuk neraka!”

Seketika itu juga baginda mengusir anak muda itu.
Dengan gementar tapi masih diliputi oleh kesedaran anak muda itu menyesali perbuatannya itu tiada putus-putusnya. Setiap malam ia tidak habis-habis menyesali perbuatannya yang zalim itu. Dia selalu memohon doa kepada Allah: “Ya Tuhanku, aku menyatakan taubat dari perbuatan yang sesat itu. Jika Engkau, ya Tuhan masih memberikan ampunan atas dosa yang aku perbuat itu, maka sampaikanlah hal itu kepada Rasulullah. Jika dosaku itu memang tidak Engkau ampuni lagi, maka turunkanlah api dari langit untuk membakar kulitku sehingga aku menjadi hangus, sebagai balasan atas perbuatan dosa yang ku lakukan itu.”

Sementara tidak berapa lama kemudian, malaikat Jibril menyampaikan kepada Rasulullah satu wahyu yang menyatakan bahawa Tuhan mengampuni dosa anak muda itu, sebab taubatnya itu dilakukan dengan tulus ikhlas. Setelah wahyu turun, maka Rasulullah pun memanggil anak muda itu dan menyampaikan kepadanya berita yang menggembirakan itu.

Allah selalu menerima ampunan dan taubat hambaNya walau dosa-dosa hambaNya itu sebesar apapun, asal ia sungguh-sungguh untuk bertaubat kepadaNya.
Melakukan taubat itu adalah satu perbuatan yang menguntungkan, dan setiap perbuatan yang menguntungkan hendaklah segera dilaksanakan. Dalam hubungan ini, Luqmanul Hakim yang disebutkan Tuhan namanya di dalam Al-Quran, meninggalkan satu nasihat yang berhikmah kepada puteranya berkenaan dengan taubat itu, yang dipakai sebagai pegangan oleh setiap orang yang mengaku dirinya beriman kepada Allah. Bunyi nasihat itu ialah:

“Janganlah kamu undur-undurkan dalam melakukan taubat, sebab kematian itu datangnya tiba-tiba dan malaikat maut tidak memberitahukan terlebih dahulu.”

Imam Ghazali berkata dalam bukunya “Mukasyafatul Qulub”, yang mengungkapkan tentang ciri-ciri orang yang diterima taubatnya, di antaranya ialah:

Pertama: Diri orang yang bersangkutan kelihatan suci dari maksiat
Kedua: Hatinya selalu lapang dan gembira, baik ketika sendirian mahupun di muka umum.
Ketiga: dia sentiasa bergaul dengan orang yang baik-baik dan menjauhi orang-orang fasiq.
Keempat: Hatinya sedikit sekali tertarik kepada soal-soal keduniaan, sebaliknya banyak mengerjakan amal kebaikan untuk bekalan hidup di akhirat.
Kelima: Selalu memelihara lidahnya, sentiasa berfikir dan selalu menyesali perbuatan-perbuatan jahat yang pernah dilakukannya.






0 comments:

Hello there !

I'm Dieyaa. Welcome to my blog!